Yogyakarta –
Berbeda dari kedai kopi biasanya, kedai kopi satu ini menawarkan konsep slow bar, yang boleh dibilang, jarang ditemukan di Yogyakarta. Namanya Wijen Coffee.
Kedai kopi itu dibuka setahun yang lalu sebagai coffee shop biasa, namun beralih menjadi slow bar mulai Juni 2023. Karena kini berkonsep slow bar, Candra dan istrinya, sebagai pemilik Wijen Coffee, harus mengerjakan semua sendiri.
Ya, tidak seperti coffee shop biasa yang memiliki barista, proses peracikan kopi di slow bar harus dilakukan sendiri oleh pemiliknya. Sebagai slow bar Wijen Coffee membiarkan pengunjung bukan hanya bisa menikmati segelas kopi, namun juga bisa mendapatkan informasi tentang kopi dari pemiliknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Candra mengatakan bahwa slow bar memang lebih mengutamakan interaksi antara pemilik dan pelanggan, atau bahkan pelanggan dengan pelanggan lainnya.
“Jadi, kalau bisnis kopi itu 80 persen coffee shop, kita ambil yang 20 persen, yakni slow bar-nya. Itu agar orang lebih tahu tentang kopi. Terus di Yogyakarta itu, di Surat Keterangan Usaha (SKU) itu, ditunjukkan ada hampir 3 ribu coffee shop di Jogja, jadi banyak banget. Kalau slow bar itu cuma 10-an di Jogja,” kata Candra.
Candra mulai mengulik tentang kopi karena istrinya yang berasal dari Aceh Tengah memiliki kebun kopi. Ia belajar meracik dan menyeduh kopi secara otodidak dan sedikit bertanya pada teman-temannya yang sudah lebih dulu terjun di dunia kopi.
Wijen Coffee ini tidak menyediakan jaringan internet bagi pengunjung, sehingga mereka yang datang memang berfokus untuk menikmati kopi dan mengobrol. Makanya, pengunjung Wijen Coffee kebanyakan merupakan orang-orang penikmat kopi.
“Anak SMA gitu jarang datang ke sini, yang kuliah pun mungkin orang yang senang banget sama kopi. Jadi di sini kebanyakan didatangi sama penikmat kopi atau barista-barista gitu, nanya-nanya teknik seduh,” kata Candra.
Selain itu, di sini juga biasa dilakukan proses jual beli biji kopi dari berbagai daerah seperti Sumatra dan Papua. Biasanya, orang luar akan datang dan menawarkan biji kopi atau membeli biji kopi yang ada sambil meminta resep peracikan kopi tersebut.
Saat datang ke sini, pelanggan akan dilayani secara pribadi oleh pemilik di depan meja bar sambil berbincang. Jadi jika ada pelanggan lain, harus menunggu seduhan kopi tersebut selesai untuk bisa memesan milik mereka di meja bar.
Dengan suasana rumahan yang didominasi warna hijau tosca, pengunjung bisa menikmati kopi otentik seperti sekar gendhis, putu bulan, atau cikuray bourbon yang direkomendasikan untuk pemula yang belum terbiasa dengan kopi.
Selain kopi, ada juga menu makanan seperti Cheese Cake, Soes Vanilla, Cookies, serta berbagai menu lain yang berganti setiap minggunya, dengan harga mulai dari Rp 15 ribu. Kopi sendiri memiliki harga mulai dari Rp 20 ribu.
Setelah selesai minum, biasanya pelanggan akan membawa kembali cangkir minumannya ke tempat asal jadi pemilik hanya melayani di meja barnya tanpa berjalan-jalan menghampiri pelanggannya.
Pengunjung juga bisa menikmati sunset dari lantai dua Wijen Coffee.
Bagi kamu yang tertarik dengan dunia kopi, bisa coba datang ke Wijen Coffee yang berlokasi di Jalan Gedongan Baru No.11, Plumbon, Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kota Yogyakarta. Buka setiap hari pukul 16.00 – 21.30 WIB, terkadang Wijen Coffee juga buka di pagi hari. Kamu bisa mendapatkan info jam buka di instagram @wijen.coffee, karena pemilik akan mengupdate-nya setiap hari.
Simak Video “Tempat Wisata Populer di Jawa Tengah Yang Bisa Dinikmati Saat Libur Lebaran”
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)