Jakarta, CNN Indonesia —
Setiap pekerja biasanya ingin memiliki pendapatan yang besar demi menunjang hidup. Namun, kadang kala penghasilan dari gaji bulanan belum bisa memenuhi kebutuhan.
Oleh karena itu, tak sedikit pekerja yang mencari peruntungan lewat berjualan, kerja sampingan, hingga usaha lainnya.
Hal tersebut biasanya dirasakan oleh para pekerja yang memiliki gaji menengah, misalnya Rp6 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, selain membuat usaha, para pekerja juga sebenarnya bisa mengembangkan kekayaan mereka.
Lantas, seperti apa tips mengembangkan kekayaan bagi pekerja bergaji Rp6 juta per bulan?
Alokasikan pengeluaran
Perencana keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho mengatakan mereka yang bergaji Rp6 juta dan ingin mengembangkan kekayaan, pertama bisa membuat alokasi pengeluaran dulu. Hal ini dilakukan agar uang yang akan diputar tidak tumpang tindih pengeluarannya.
Andi menyarankan pembagiannya sebagai berikut:
– 55 persen gaji untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk cicilan utang.
– 10 persen untuk ditabung/investasi.
– 10 persen untuk piknik dan me time.
– 10 persen untuk upgrade skills dan kemampuan diri.
– 10 persen untuk dana darurat.
– 5 persen untuk dana amal/charity.
Investasi sesuai profil risiko
Andi mengatakan bila memang fokus ingin lebih cepat mengembangkan kekayaan melalui investasi, maka sebaiknya porsi investasi di atas bisa ditambah paling tidak jadi 20 persen.
“Untuk itu yang bisa dikurangi adalah dari pos pengeluaran hutang dan me time,” imbuhnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (20/10).
Andi menyebut instrumen investasi yang dipilih sebaiknya menyesuaikan dengan prinsip-prinsip seperti profil risiko si pekerja itu sendiri.
Bagi mereka yang konservatif, kata Andi, bisa memilih instrumen seperti deposito, surat utang negara, logam mulia, properti, atau reksadana berbasis pasar uang.
Sementara, bagi yang memiliki profil risiko moderat, pilihannya adalah surat utang negara, logam mulia, reksadana berbasis fixed income atau berbasis balanced fund.
Sedangkan, bagi mereka yang memiliki profil resiko agresif, bisa memilih reksadana berbasis pasar saham, atau langsung masuk ke pasar saham secara langsung.
“Selain itu bisa juga berinvestasi ke pasar derivatif seperti forex,” ucap Andi.
Pilih instrumen investasi yang tepat
Andi mengatakan dengan penghasilan Rp6 juta, yang kalau disisihkan 10 persen artinya ada dana Rp600 ribu yang bisa diinvestasikan, maka pilihan yang paling instrumen investasi yang tepat adalah saham.
Apalagi, ada ada saham-saham yang bagus namun harganya cukup murah.
“Jadi semisal harga perlembarnya adalah Rp1.000, maka untuk bisa membeli 1 lot kita hanya butuh dana Rp.1.000 x 100 = Rp100 ribu. jadi dengan modal 600 ribu kita bisa dapat 6 lot,” jelas Andi.
Selain itu, pekerja bergaji Rp6 juta juga bisa memilih reksadana untuk investasi. Terlebih, reksadana saat ini bisa dibeli mulai dari harga Rp100 ribu.
Kemudian, pekerja juga bisa memilih logam mulia. Andi mengatakan saat ini harga logam mulia emas adalah di atas Rp1.100.000.
Maka, dengan modal Rp600 ribu, pekerja bisa menabung dulu selama dua bulan untuk bisa beli emas.
“Atau pilihan lainnya adalah dengan membeli dengan cara mencicil lewat marketplace atau bank-bank dan pegadaian yang menyediakan fasilitas cicil emas,” imbuh Andi.
Terakhir, pekerja bergaji Rp6 juta bisa berinvestasi di surat utang negara. Menurut Andi, surat utang negara saat ini bisa dibeli mulai harga Rp1 juta.
“Jadi sebaiknya uang yang mau diinvestasikan dulu paling tidak selama 2 bulan untuk kemudian dibelikan SUN (surat utang negara) ketika sedang dibuka penjualannya, atau membelinya di pasar sekunder,” katanya.
Mulai sejak dini
Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning Budi Rahardjo menuturkan ada beberapa elemen yang diperlukan untuk mengembangkan kekayaan.
Salah satunya, elemen waktu. Budi menilai semakin dini seseorang tersebut memulai investasi, maka akan semakin besar kelak nilai hasil akumulasi berikut hasil pengembangan yang ia peroleh.
“Jadi mulailah sejak dini, sejak muda dan sehat,” ucap Budi.
Hemat dan menjaga gaya hidup
Budi mengatakan pengembangan kekayaan tak lepas dari berapa dana yang disisihkan dan gaya hidup.
Ia menuturkan semakin besar dana yang bisa disisihkan maka akan semakin cepat tujuan akumulasi diraih dan semakin besar pula nilainya.
“Dari itu semua jangan lupa untuk selalu mengembangkan tingkat penghasilan dan menjaga gaya hidup agar tidak berlebih saat penghasilan meningkat,” kata Budi.
[Gambas:Video CNN]
(mrh/sfr)