Jakarta –
Kegiatan outdoor seperti mendaki gunung tengah ngetren beberapa tahun ke belakang. Namun tren itu mulai mengalami pergeseran pasca pandemi.
Sekarang, para pendaki gunung lebih menyukai naik gunung yang tidak terlalu tinggi. Selain itu, mereka juga suka naik gunung secara tek-tokan alias naik dan turun hanya dalam waktu satu hari saja.
Hal itu disampaikan oleh Vicky Goshal dari Karash Adventure dalam acara Indonesia Mountain Tourism Conference 2023, konferensi wisata gunung yang digelar untuk pertama kali di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Vicky, pasca pandemi ada fenomena menarik, dimana banyak traveler yang tiba-tiba naik gunung, sehingga membuat gunung-gunung booming kembali.
“Kenyataannya, 2022 bulan September saya masih ingat, PPKM belum dicabut, itu tiba-tiba booming pendakian-pendakian. Orang-orang sudah mau ke luar, lebih sehat daripada di kota. Impactnya adalah kepada pendakian. Di 2022, dunia pendakian gunung itu mulai rise up lagi,” ujar Vicky di Ballroom Hotel Santika Premiere Hayam Wuruk Jakarta, Rabu (27/9/2023).
Lebih menariknya lagi, tren mendaki gunung pasca pandemi sekarang jadi lebih pendek. Orang-orang yang waktunya terbatas, memilih untuk naik gunung yang tidak terlalu tinggi.
“Karena keterbatasan waktu dan situasi, yang muncul adalah short trip. Orang tidak berlama-lama, tapi yang pendek saja,” imbuhnya.
Vicky pun mencontohkan Sentul. Sentul adalah contoh nyata bangkitnya sektor pariwisata di masa pandemi. Orang-orang dari Jakarta yang tidak mau jauh-jauh pergi dari ibu kota, tapi tetap ingin bertualang.
“Kenapa Sentul tiba-tiba booming? Itu adalah gara-gara nggak mau jauh-jauh. Itu adalah awal Sentul sekarang jadi dunia petualangan yang baru. Dulu, hanya ada berapa orang yang datang ke sana. Sekarang?,” jelas Vicky.
Karena pergeseran tren itu, gunung-gunung yang tidak terlalu tinggi pun ngehits kembali. “Di masa pandemi, muncullah gunung-gunung kecil. Karena waktunya pendek, gunung-gunung kecil yang tadinya tidak dilirik, tiba-tiba populer,” ucap pria berambut panjang itu.
Vicky pun mencontohkan beberapa gunung di Jawa Barat dari yang semula orang tidak tahu, mendadak jadi populer di kalangan pendaki.
“Di Jawa Barat ada gunung Kencana, siapa yang tahu gunung Kencana? gunung Kencana dari dulu ada di situ, tapi siapa yang mau ke situ? Ada gunung Ciung, gunung Paniisan, gunung Sangar, gunung Puntang, gunung Kerenceng, siapa yang tahu gunung Kerenceng? Tapi, ternyata gunung-gunung kecil ini potensial,” terangnya.
Tren pendakian pendek atau orang sering bilang tek-tok itu juga cukup populer dan punya market yang cukup baik. Hal itu membuat kuota pendakian terus habis.
“Kita lagi fast moving ini, kuota pendakian selalu habis terus. Rinjani, Gede Pangrano, Merbabu habis terus. Bahkan 3 minggu sebelum hari H sudah habis kuotanya. Gunung-gunung kecil dengan pendakian pendek juga aset yang bisa kita eksplor dan bisa kita jual ke wisatawan,” tutupnya.
Simak Video “Ini yang Harus Diperhatikan Jika Ajak Anak Mendaki Gunung”
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)