Karawang –

Aksi hewan karnivora besar kembali menggegerkan warga kaki gunung Sanggabuana. Suara auman macan yang menggelegar diikuti dengan matinya ternak warga.

Plt Direktur Eksekutif Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), Deby Sugiri menjelaskan, ternak domba milik warga Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang kembali ditemukan mati dalam keadaan bekas diterkam.

“Kami kembali menerima laporan warga bahwa pada hari Sabtu 14 Oktober sekira pukul 23.10, pemilik ternak domba mendengar suara auman, tidak jauh dari lokasi kandang,” ujar Deby saat dihubungi tim detikJabar, Senin (23/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah diperiksa suara auman tersebut, di sekitar kandang, terlihat bayangan, dengan mata menyala berwarna biru, warga yang ketakutan melihat sosok satwa tersebut lantas kembali ke dalam rumah.

“Setelah mendengar suara auman itu, karena kandang domba lokasinya tidak jauh, kemudian diperiksa warga dan ketika diperiksa dengan senter warga melihat bayangan hewan dengan mata menyala warna biru. Karena tidak tahu jenis satwanya warga kembali ke rumah,” kata dia.

Namun, saat pemilik ternak kembali ke kandang pada Minggu pagi, domba miliknya sudah hilang satu ekor, dan satu ekor ditemukan dalam kondisi mati, dan lima ekor lainnya luka.

“Berbekal keterangan itu, kami kemudian mendatangi lokasi, dan kemudian melakukan assesment, berdasarkan keterangan kami menduga ternak domba milik warga dimangsa karnivora besar,” imbuhnya.

Hal itu, kata Deby, disimpulkan berdasarkan sampel luka dari kelima domba, serta satu ekor domba hilang dibawa pemangsa, dan satu ekor lainnya yang ditemukan meninggal.

“Kami mengidentifikasi 3 luka di leher, dan 2 luka di bagian punggung domba merupakan bekas gigitan, di lokasi juga ditemukan jejak-jejak telapak kaki karnivora besar, yang kemungkinan bekas macan kumbang dengan ukuran lebar kurang lebih 15 centimeter,” ujar dia.

Tempat karnivora besar memangsa ternak, dan bekas jejak kaki, jalur karnivora besar itu, menunjukkan bahwa, lokasi karnivora besar berada di hutan blok Cimonyet, dengan titik koordinat 6°33’57.30″S 107°13’51.88″E.

Pihaknya kemudian mengedukasi warga sekitar kaki gunung Sanggabuana, menenai cara menghadapi karnivora besar, dan mengimbau untuk melaporkan jika kasus serupa terjadi kembali.

“Kita mengedukasi, dan kemudian berdialog dengan warga sekitar mengenai kelestarian lingkungan, dan batas-batas wilayah Perhutani, dan lahan pertanian serta aktivitas masyarakat di sekitar hutan agar aman dari bahaya hewan buas,” pungkasnya.

——-

Artikel ini telah naik di detikJabar.

Simak Video “Cerita Warga Sukabumi Terpaksa Bunuh Macan Tutul Jawa Gegara Terancam”
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *