Ternate –
Pohon keramat yang berada di komplek Makam Sultan Ternate tumbang. Akibatnya, plafon pendopo di makam tersebut mengalami kerusakan.
Pendopo makam Sultan Baabullah Datu Syah di Kota Ternate, Maluku Utara mengalami kerusakan setelah tertimpa pohon tumbang yang dikeramatkan di kawasan pemakaman. Ranting pohon yang tumbang menembus plafon pendopo di destinasi wisata religi itu.
“Ada sekitar 4 cabang (patah). Tapi dari 4 cabang itu, satu cabang yang cukup besar. Jadi patah tembus plafon, retak,” kata penjaga makam dari Balai Pelestarian Kebudayaan Maluku Utara, Bustamin Malik kepada wartawan detikcom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa itu terjadi di Kelurahan Foramadiahi, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara pada Jumat (15/9) sekitar pukul 06.30 WIT akhir pekan lalu. Warga yang berada di sekitar lokasi dan menyaksikan kejadian itu langsung melaporkan ke Bustamin.
“Jadi waktu kejadian saya tarada (tidak ada) di lokasi, tapi saya dikasih tahu warga yang berkebun bahwa ada cabang pohon yang patah dan menimpa atap pendopo makam,” katanya.
Setelah menerima informasi, Bustamin langsung berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan, para pemuda, serta personel Basarnas Ternate untuk bersama-sama membersihkan. Bustamin juga meminta Dinas Sosial Maluku Utara mengirimkan terpal untuk menutup separuh atap pendopo yang ambruk.
“Termasuk saya minta ke Dinsos provinsi juga untuk memfasilitasi terpal untuk tutup sementara, takutnya nanti ada yang datang ziarah, terus hujan nanti basah,” tuturnya.
Bustamin menyebut, pohon yang diperkirakan telah berusia ratusan tahun lebih itu oleh warga Foramadiahi dinamakan pohon Simamo. Sedangkan kawasan makam sempat direhabilitasi oleh Dinas Sosial Maluku Utara pada tahun 2021.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Maluku Utara Zen Kasim mengatakan kawasan makam pahlawan Sultan Baabullah menjadi kewenangan instansinya. Makam tersebut sudah tercatat sebagai salah satu situs cagar budaya.
Menurutnya, peristiwa ini adalah murni bencana alam yang terjadi di luar dugaan. Meski begitu, pohon yang berada tepat di samping makam sultan tidak bisa ditebang karena pohon tersebut dikeramatkan oleh warga setempat.
“Hari ini memang kejadian bencana alam yang di luar dari dugaan kita semua. Seperti yang kita lihat sekarang ini, di dekat makam ada sebuah pohon yang tidak bisa kita tebang, karena salah satu pohon yang dikeramatkan,” ujarnya.
Zen mengaku sudah berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Maluku Utara. Selanjutnya BPK akan menindaklanjuti dengan memperbaiki situs makam tersebut.
“Jadi tadi saya juga sudah berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan, nanti mereka akan tindaklanjuti dengan memperbaiki bangunan sebagai bagian dari tugas mereka. Jadi langkah cepat ini akan diambil alih oleh cagar budaya (BPK),” ujarnya.
Meski konstruksi atap pendopo akan diganti dengan semen agar lebih kuat, tapi Zen mengaku akan berkoordinasi dengan Sultan Ternate ke-49 Hidayatullah Sjah untuk meminta pendapatnya. Karena langkah perbaikan tidak boleh menghilangkan unsur kedaerahan Ternate.
“Perlu dicor dengan semen supaya lebih kuat, tapi tetap nanti kami berkoordinasi dengan pak sultan dulu, maunya seperti apa. Artinya tetap direhab tanpa menghilangkan unsur kedaerahan. Seperti dari depan (gerbang) sampai belakang (makam) ini tetap mencerminkan bangunan seperti yang ada di Kesultanan Ternate,” ujarnya.
—–
Artikel ini telah naik di detikSulsel.
Simak Video “Setahun Meninggalnya Eril, Sejumlah Warga Berziarah”
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)