Jakarta, CNN Indonesia —
Ahmad Firdaus (37) warga Jalan Pintu Air Gang Langgar, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit usai menjadi korban penganiayaan diduga dilakukan belasan anggota Sabhara Polda Sumut.
Ahmad Firdaus mengatakan kejadian penganiayaan tersebut bermula saat dia dan teman-temannya tengah mengatur arus lalu lintas di putaran jalan di Jalan Sisingamangaraja, Medan pada Sabtu (21/10). Mereka memang kerap mencari nafkah dengan cara menjadi Pak Ogah atau pengatur lalu lintas tak resmi di kawasan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kan lagi Pak Ogah, tiba tiba kami dikejar ada tiga orang polisi. Saya lari dengan dua kawan saya lainnya. Tapi saya yang tertangkap. Kawan saya selamat. Kejadiannya semalam sore,” kata Ahmad Firdaus yang masih terbaring, Minggu (22/10).
Setelah tertangkap, Ahmad Firdaus mengaku langsung dibawa dan dimasukkan ke bagian belakang truk bertulisan Dit Samapta Polda Sumut. Ternyata di truk itu, ada belasan polisi dan dia dipukuli membabi buta.
“Jadi saya dikepung dan dinaikkan ke atas truk. Begitu truk jalan saya langsung disiksa sepanjang jalan. Saya dipukuli, ditampar, ditendang. Lalu saya diturunkan di pinggir jalan. Setelah turun pun saya dipukuli lagi. Kira kira ada 15 orang di dalam truk itu yang mukuli saya,” ungkapnya.
Setelah itu ia mengaku ditinggalkan di tengah jalan. Di sana, ia meminta pertolongan warga. Kemudian Ahmad Firdaus dibawa warga berobat ke rumah sakit setempat.
Akibat pemukulan itu, ia mengaku sekujur tubuhnya sakit. Ia juga mengalami sesak nafas.
“Saya terkapar di tengah jalan. Lalu ditolong warga dan ditumpangi becak motor. Setelah itu saya diantar ke Jalan Pintu Air Gang Langgar, Kecamatan Medan Kota. Tangan saya enggak bisa gerak dua duanya. Badan saya sakit semua,” katanya.
“Saya enggak tau salah saya apa. Tapi kata mereka, saya enggak menghargai, mereka bilang pak Ogah yang buka penutup jalan. Padahal sebenarnya bukan kami yang buka,” ungkapnya.
Ia berharap Polda Sumut menindaklanjuti kasus itu dan para oknum polisi yang melakukan penganiayaan segera diamankan.
“Kami cuma kerja menjadi Pak Ogah. Kalau pun kami salah, janganlah langsung dipukuli kayak gini. Kami pun kerja enggak ada memaksa minta duit sama pengguna jalan. Enggak pernah saya pungli pengguna jalan itu,” pungkasnya.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi saat dikonfirmasi mengenai masalah itu belum ada memberikan jawaban.
(fnr/fea)
[Gambas:Video CNN]