Jakarta –
Si Thep, kota kuno Thiland yang baru saja masuk ke dalam situs UNESCO diwacanakan dibatasi untuk turis. Warga lokal marah dengan tingkah turis yang memanjat situs kuno ini.
Dilansir dari South China Morning, Kamis (28/9/2023) sekitar 20.000 turis menyerbu situs kuno Thailand, Si Thep setelah mendapat pengakuan sebagai warisan UNESCO. Bukannya senang, warga lokal malah marah dengan tingkah turis yang datang.
Timbulah wacana bahwa Thailand akan melarang turis mendaki situs terbaru UNESCO ini. Ramainya turis yang datang, memicu kemarahan penduduk yang menganggap situs ini suci, malah dipanjat-panjat wisatawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Si Thep, kompleks kuno yang terdiri dari kuil, biara, dan bangunan lainnya berusia 1.500 tahun berada di Provinsi Phetchabun, sekitar 200 km utara Bangkok. Situs ini baru saja masuk dalam daftar warisan dunia badan kebudayaan PBB pekan lalu.
Seorang turis menaiki tangga di monumen Khao Klang Nok Foto: (AFP)
Kabar pengakuan UNESCO ini mendorong sekitar 20.000 wisatawan berbondong-bondong ke Si Thep dan Khao Klang Nok, sebuah bukit setinggi 20 meter yang merupakan bagian dari tempat bersejarah dan dihormati oleh umat Buddha setempat. Para wisatawan juga mendaki ke puncak Khao Klang Nok, tempat artefak dan stupa kuno berada.
Bupati Si Thep, Weerawat Wattanawongphreuk mengatakan penskalaan struktur tersebut tidak tepat dan dia akan segera mengambil langkah-langkah untuk menghentikan praktik ini.
“Secara pribadi, pelarangan akan membuat tempat kuno ini lebih berharga. Naik ke puncak (bukit) bukanlah apa-apa. Orang-orang hanya ingin memotret pemandangan. Tidak banyak manfaatnya,” kata Weerawat
“Lebih baik tetap di bawah dan melihat tempat kuno ini, yang telah dinyatakan sebagai situs warisan dunia,” tambahnya.
Situs ini tak siap menyambut wisatawan
Si Thep dulunya merupakan kota metropolis budaya dan perdagangan yang berkembang pesat dan menganut kepercayaan Hindu dan Budha. Para arkeolog memperkirakan patung dan bangunan kota tersebut, yang dibangun oleh peradaban Dvaravati, berusia antara 1.500 dan 1.700 tahun.
Pihak administrasi situs tampaknya terkejut dengan lonjakan pengunjung yang tiba-tiba. Karena banyak sekali keluhan mengenai tidak memadainya tempat parkir, toilet umum, dan restoran.
Gubernur Phetchabun Wison Kositanont menyesali hilangnya peluang ekonomi dan menyerukan pembentukan pusat layanan wisata berbasis masyarakat.
“Sangat disayangkan masyarakat setempat tidak dapat mempersiapkan diri tepat waktu, sehingga tidak ada fasilitas atau layanan yang dapat memanfaatkan banyaknya wisatawan,” tulis Wison di Facebook.
Wison, salah satu pejabat penting yang mendorong penambahan Si Thep ke dalam daftar Uneseco, menyarankan agar kegiatan yang menghasilkan pendapatan seperti menjual makanan dan suvenir, serta layanan wisata lainnya dilakukan di luar lokasi tersebut agar menjadi daya tarik yang berkelanjutan.
Simak Video “Plankton Sebabkan Laut Thailand Jadi ‘Zona Mati'”
[Gambas:Video 20detik]
(sym/sym)