Jakarta –

Desa Penglipuran memiliki magis yang membuat wisatawan asing tak berulah di sana. Padahal, tidak ada aturan tertulis yang langsung mengarah kepada turis asing agar bersikap sopan.

Desa Penglipuran adalah salah satu destinasi wisata favorit bagi wisatawan, baik wisatawan lokal maupun asing. Setiap harinya Desa Penglipuran kedatangan ribuan wisatawan yang bisa saja berpotensi berulah di sana. Tetapi, itu tidak terjadi di Desa Penglipuran.

Menurut Wayan Sumiarsa, ketua pengelola Desa Penglipuran, hingga saat ini tidak ada wisatawan yang berani berulah di Desa Penglipuran.

“Kalau berulah seperti di media-media itu, di desa kami belum ada wisatawan asing yang berani berulah sampai melakukan tindakan kriminal dan melanggar aturan yang ada di desa kami. Semua wisatawan menunjukkan rasa hormat terhadap lingkungan dan kekayaan budaya di sini,” tuturnya.

Meski Desa Penglipuran tak memiliki aturan tertulis, namun secara tidak langsung masyarakat Desa Penglipuran mampu meredam ulah wisatawan asing. Itu dilakukan dengan memberikan contoh secara langsung bagaimana cara menghormati budaya dan adat istiadat di Desa Penglipuran.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kita di sini tidak punya aturan yang begitu tertulis, tetapi secara tidak langsung kita di sini yang pertama memberikan suatu contoh terhadap wisatawan yang berkunjung. Ketika kita mampu menunjukkan dan mengikuti aturan yang kita punya di sini, maka pengunjung juga akan mengikut aturan kita,” tutur Wayan Sumiarsa.

Tahun 2022, pengelola Desa Penglipuran pernah kecolongan yang mengakibatkan seorang wisatawan asing asal China naik ke bale kulkul di salah satu pura.

“Bukan salah mereka, mungkin penasaran aja apa sih yang ada di atas bale kulkul. Nah sebenarnya ini juga menjadi tantangan untuk kita. Karena kita memiliki banyak pura yang dengan keterbatasan, jadi tidak bisa kita kontrol,” kata Wayan Sumiarsa.

Mencegah hal yang sama terjadi kembali, pihak pengelola Desa Penglipuran pun bergerak cepat. Wayan Sumiarsa menyebut perangkat desa memasang papan peringatan dan pagar pembatas pada beberapa areal yang tak boleh dikunjungi dengan sembarangan. Misalnya, di areal tempat suci (pura).

Pemasangan sign atau papan peringatan ini terbukti ampuh. “Setelah pemasangan sign ini belum ada lagi wisatawan asing yang masuk ke areal tempat suci kita,” kata Wayan Sumiarsa.

Magisnya Desa Penglipuran disebabkan oleh masyarakat yang senantiasa ikut memberikan contoh yang baik dalam mengikuti semua aturan yang ada. Bagi traveler yang berkunjung ke Desa Penglipuran jangan lupa selalu menaati aturan ya!

Simak Video “Spot Foto Unik dan Cantik di Sari Timbul Glass Factory Bali”
[Gambas:Video 20detik]
(fem/iah)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *