Jakarta, CNN Indonesia —

Pramudya Kusumawardana dan Yeremia Rambitan terlibat dalam perang dingin. Pelatih ganda putra, Aryono Miranat menceritakan momen-momen perselisihan itu muncul.

Pemandangan aneh terlihat di Arctic Open tiap kali Pram/Yere bertanding. Pasangan tersebut minim interaksi dan komunikasi. Toast dengan tangan yang lazim terlihat saat menonton ganda bermain juga tidak tampak.

Bahkan dalam beberapa momen saat Pram atau Yere terjatuh mengambil shuttlecock, tidak terlihat ada kepedulian untuk coba memberikan semangat dan dorongan kekuatan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kondisi perang dingin tersebut, Pram/Yere masih mampu memenangkan dua pertandingan awal. Pram/Yere mengalahkan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, 21-15, 19-21, 22-20 di babak pertama dan menyingkirkan Chen Bo Yang/Liu Yi, 20-22, 22-20, 21-13 di babak 16 besar.

Perang dingin yang terus dipertahankan Pram/Yere akhirnya berbuntut kegagalan di babak perempat final. Mereka kalah 20-22, 18-21 dari Man Wei Chong/Kai Wun Tee.

“Kalau komunikasi saya rasa mulai terlihat bermasalah di Hong Kong Open saat mereka kalah dari ganda Jepang [Keiichiro Matsui/Yoshinori Takeuchi].”

“Sebelumnya tidak ada masalah. SEA Games juara dan masih bagus, lalu Indonesia Open. Sampai China Open pun tidak ada masalah,” kata Aryono kepada CNNIndonesia.com.

Aryono menyebut tidak tahu pasti masalah yang melatarbelakangi Pram dan Yere, murni lantaran hal-hal yang berkaitan dengan badminton atau di luar hal tersebut. Namun Aryono menduga bahwa masalah Pram dan Yere memang bersumber pada hal-hal yang berkaitan dengan badminton.

“Mungkin karena ada yang salah, yang satu kurang bisa menerima. Sebaliknya begitu. Dari situ mungkin komunikasi mulai renggang.”

“Tetapi sebelum keberangkatan itu saya sudah bicarakan kepada mereka bahwa tidak bisa seperti itu. Ternyata di Finlandia mereka masih seperti itu,” tutur Aryono.

Aryono baru akan bertemu dengan Pram/Yere di Denmark Open. Aryono bersama rombongan besar Tim Badminton Indonesia baru berangkat pada Sabtu (14/10).

Aryono menyatakan akan kembali duduk bersama Pram dan Yere saat bertemu di Denmark. Aryono mengingatkan bahwa pasangan ganda harus bisa melupakan segala masalah saat tampil bersama di lapangan.

“Ricky dan Rexy juga tidak akrab tetapi mereka bisa kompak di lapangan. Jadi ya seperti itu. Walaupun ada masalah di luar lapangan, begitu masuk lapangan harus bisa kompak dan melupakan masalah di luar lapangan,” tutur Aryono.

Aryono belum mau membahas kemungkinan-kemungkinan yang bisa dihadapi Pram/Yere bila perseteruan ini terus berlanjut dan tidak mereda.

“Saat ini saya akan coba kembali bicara kepada mereka. Kalau soal ke depan, lihat nanti,” tutur Aryono.

[Gambas:Video CNN]

(ptr)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *