Bandung –

Kampung Gajah merupakan salah satu tempat wisata populer di Bandung. Itu dulu, kini objek wisata itu tidak lagi beroperasi dan tutup permanen.

Kampung Gajah merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di wilayah utara Bandung. Kampung Gajah berada di Jalan Sersan Bajuri, RT/RW 03/07, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Bandung Barat.

Posisi Kampung Gajah begitu strategis, karena tepat di tepi jalan raya yang menjadi rute alternatif menuju kawasan wisata Lembang. Letaknya juga tak terlalu jauh dari Jalan Raya Setiabudi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdiri pada 2009, Kampung Gajah langsung menjadi daya tarik wisatawan yang datang ke Bandung. Bahkan, nama Kampung Gajah sudah terkenal sampai ke mancanegara.

Namun pada Mei 2018, Kampung Gajah dinyatakan resmi tidak beroperasi lagi. Destinasi wisata ini hanya bertahan selama sembilan tahun.

Menurut Asep Sundawa, penanggung jawab pengelola lahan wisata Kampung Gajah, ada sejumlah faktor yang menyebabkan Kampung Gajah tutup. Namun, penyebab utamanya adalah Kampung Gajah sulit bersaing dengan objek wisata baru di sekitarnya.

“Bisa jadi dari sisi manajemen. Ada juga faktor munculnya wisata baru yang harga tiket masuknya lebih murah ketimbang Kampung Gajah. Jadi ketika pemasukan sudah tidak sebanding dengan pengeluaran, akhirnya kan manajemen tidak bisa lagi memenuhi biaya operasional. Nah, itu yang akhirnya menyebabkan Kampung Gajah ini berhenti beroperasi,” kata Asep kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Ketika masih beroperasi, Kampung Gajah berhasil memikat banyak wisatawan untuk datang ke sini. Apalagi jika sudah masuk musim liburan sekolah, jumlah pengunjungnya bisa membludak.

“Kampung Gajah saat pertama kali beroperasi booming sampai mancanegara dan hal itulah yang menyebabkan pengunjung berbondong-bondong tidak hanya dari Jawa Barat saja tapi se-Indonesia,” kata dia.

Di sisi lain, harga tiket masuk (HTM) yang terasa mahal juga jadi faktor Kampung Gajah perlahan kehilangan daya tariknya. Saat itu, HTM objek wisata Kampung Gajah dibanderol Rp 15.000/orang untuk Senin-Jumat, sedangkan Sabtu, Minggu, dan hari libur dipatok Rp 20.000/orang.

Selain itu, pengelola juga menyiapkan paket wisata terusan bagi pengunjung. Wisatawan harus merogoh kocek sekitar Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu per orang. Setelah membayar tiket terusan, wisatawan bisa menikmati semua wahana yang tersebar di kawasan Kampung Gajah.

“Ya untuk wisata zaman dulu lumayan juga harganya ya, soalnya kan setiap wahana harus bayar lagi. Tapi banyak juga yang belinya itu tiket terusan,” kata Joaw, eks Pegawai Kampung Gajah.

Dengan harga tiket masuk sebesar itu, tak dinafikan kalau saat itu paradigma Kampung Gajah hadir demi memenuhi hasrat para wisatawan kelas menengah ke atas. Maka dari itu, wisatawan yang punya budget terbatas akhirnya memilih berkunjung ke objek wisata lain dengan harga tiket yang lebih terjangkau.

Kampung Gajah memang menawarkan beragam wahana. Di antaranya, Kebun Binatang Mini, ATV, Flying Fox, Perahu Air, Tunggang Kuda, Bumper Boat, Delman, Rumah Hantu, Kolam Pancing, Formula Kart, Futuristic Train, Mini ATV, Segway, Sidecar, Sky View, Sky Rider, hingga Tubby.

Kampung Gajah juga memiliki wahana yang jadi andalan, yakni Waterboom. Di dalam wahana tersebut juga ada berbagai permainan air lainnya, misalnya Aqua Boat, Big Tornado, Grass Skating, Bungee Trampoline, Wave Pool, Octopus Racer, Kiddy Pool, Moto Golf, serta Sepeda Air.

Ditutupnya wisata kampung Gajah disebut-sebut karena bangkrut.

“Banyak yang mengatakan bahwa Kampung Gajah disita oleh bank, namun tidak demikian. Jika ada investor yang ingin mengoperasikan kembali Kampung Gajah bisa saja, tinggal konfirmasi ke pihak-pihak atau orang yang masih memiliki aset,” kata Asep.

Sekarang, Kampung Gajah lebih mirip kota mati. Mirisnya lagi, tempat wisata ini jadi dikenal sebagai tempat mistis yang dipenuhi makhluk halus. Tak jarang beberapa YouTuber hingga influencer melakukan ‘uji nyali’ di tempat ini.

Dahulu, setiap wisatawan yang datang ke Kampung Gajah selalu disambut dengan patung gajah, yang menjadi ciri khas tempat wisata ini. Sayang, patung-patung gajah tersebut sudah tidak ada lagi.

Tempat di mana patung-patung gajah itu berdiri kini beralih fungsi menjadi tempat menjual tanaman yang dijalankan oleh warga setempat. Sementara gerbang utama Kampung Gajah masih tetap berdiri.

Ketika melewati gapura yang menjulang tinggi dengan lengkungan di bagian atasnya serta tulisan ‘Kampung Gajah’ yang tak lagi lengkap dan samar, masih ada satu patung gajah yang tersisa. Patung tersebut menyambut orang-orang yang lalu lalang, kebanyakan adalah warga sekitar karena jadi rute alternatif ke perkampungan.

***

Artikel ini sudah lebih dulu tayang di detikJabar. Selengkapnya klik di sini.

Simak Video “Serunya Bermain Segway Berkeliling Taman Wisata, Bandung”
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *