Yogyakarta –

Perayaan Sekaten dimulai, ingin menikmati suasana meriah perayaan tersebut? traveler mesti perhatikan beberapa larangan ini sebelumnya.

Keraton Yogyakarta berlakukan sejumlah larangan saat pelaksanaan Hajad Dalem Sekaten yang telah dimulai Kamis (21/9) malam. Adapun sejumlah larangan tersebut guna kelancaran seluruh rangkaian acara sekaten.

Klir Area di Sejumlah Titik
Pengelola Data dan Informasi Kawedanan Tepas Tanda Yekti Keraton Yogyakarta, KMT Tirtawijaya menuturkan titik-titik klir area berlaku saat prosesi Garebeg Gunungan Mulud.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun titik-titik tersebut, tepatnya mulai dari kawasan Kamandungan Kidul, Magangan hingga Keben. Ketiga area tersebut juga masih masuk dalam area Kedaton Karaton.

“Kamandungan Kidul terus di Magangan sampai di area Keben itu klir area dari penonton jadi karena itu posisinya masih di dalam Kedaton. Proses ini sakral, ini akan dijaga mulai di event ini,” jelas Kanjeng Tirta saat jumpa pers di Kompleks Kepatihan, Jumat (22/9/2023).

“Jadi untuk pengunjung penonton yang akan menyaksikan prosesi jalannya Garebeg Mulud bisa di titik Pagelaran di Masjid Gedhe, di jalan sepanjang Malioboro maupun di sepanjang jalan Rotowijayan,” sambungnya.

Dilarang Menerbangkan Drone
Keraton juga memberlakukan no flight zone atau zona tanpa drone yang berlangsung mulai Kamis (21/9) hingga prosesi Sekaten berakhir pada Kamis (28/9) di seluruh lokasi penyelenggaraan Sekaten. Larangan ini dikuatkan dengan diterbitkannya NOTAM oleh Airnav Yogyakarta.

“Drone ini sangat mengganggu jalannya prosesi,” terang Kanjeng Tirta.

Selain itu, akan ada dua ekor gajah yang mengawal pasukan dan gunungan ke Puro Pakualaman. Kanjeng Tirta mengatakan suara bising baling-baling drone akan membuat gajah panik.

“Ternyata gajah itu kalau mendengar suara drone seperti kumbang, itu akan bikin gajah itu tidak nyaman. Makanya pelarangan itu yang saya dapatkan dari pawang gajahnya. Karena sangat mengganggu, ditakutkan gajah akan mengamuk di lokasi tersebut,” ujarnya.

Dilarang Membuka Payung
Selain gajah, akan ada pengawalan dari pasukan kuda. Larangan membuka payung diberlakukan saat barisan bregada kuda melintas. Menurut Kanjeng Tirta, payung yang terbuka akan menakuti kuda.

Larangan membuka payung ini sejatinya telah diberlakukan setiap penyelenggaraan Garebeg. Namun masih ada saja warga yang membuka payung saat menyaksikan prosesi Garebeg.

“Kuda takutnya dengan payung, makanya pada waktu itu jangan sampai ada yang membuka payung. Memang dari sekuriti Keraton bilang jangan buka payung karena kuda sangat takut dengan lingkaran payung karena merusak konsentrasi dan ditakutkan mengamuk,” ujarnya.

Simak Video “Mengenal Miyos Gongso, Prosesi Awal Hajad Dalem Sekaten Ngayogyakarta Hadiningrat”
[Gambas:Video 20detik]
(wkn/wkn)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *