Jakarta –

Museum Nasional Indonesia terbakar. Sejarawan menilai insiden itu menjadi gambaran ketidaksiapan dari museum menerima repatriasi benda-benda bersejarah.

Kebakaran melanda museum bertaraf internasional ini pada Sabtu (16/9/2023) pukul 20.08 WIB. Api dipadamkan pada pukul 22.40 dengan mengerahkan 14 unit mobil pemadam kebakaran dan 56 personel.

Kebakaran itu terjadi di gedung A Museum Nasional, yang merupakan cagar budaya. Beruntung api tidak menyambar ke gedung-gedung lainnya. Kepolisian juga memastikan tidak ada korban jiwa.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarawan Asep Kambali tidak menganggap enteng kebakaran itu. Dia menilai kebakaran itu menunjukkan Museum Nasional belum siap menerima barang repatriasi dari museum di Belanda.

“Soal repatriasi koleksi dari Belanda, ini 472 kalau nggak salah bulan Oktober ini tiba atau memang ada yang sebagian sudah tiba di gedung ini. Ini kan semakin membuktikan Indonesia tidak mampu mengelola aset sejarah,” kata Asep saat ditemui di Museum Nasional pada Minggu (18/9/2023).

Apalagi, justru gedung A yang terbakar hingga atap roboh dan sejumlah koleksi hangus (dalam keterangannya, Kemendikbudristek menyebut adalah benda replika yang hangus). Asep menyebut gedung itu bersejarah dan memiliki koleksi yang sangat penting.

“Menurut saya ini sangat menyedihkan ya karena yang paling pertama itu gedung A, gedung ini kan paling sejarah ini yang dibangun dari zaman Belanda, dan menyimpan koleksi prasejarah, etnografi, satu koleksi yang menurut saya etnografi ini kayaknya habis semua,” kata dia.

“Etnografi ini kan dari Indonesia, menyimpan data dan fakta tentang budaya Indonesia. Di sisi lain ada arca-arca yang tidak kalah penting, karena sekali terbakar kena panas arca ini akan memiliki dampak yang signifikan terutama menjadi lapuk. Ini yang kita khawatirkan,” dia menambahkan.

Tak hanya itu, ia menyebut di dalam gedung itu juga menyimpan koleksi keramik dan beberapa koleksi prasejarah.

Selain itu, ia juga sangat menyayangkan kejadian ini. Pasalnya, Museum Nasional adalah museum bertaraf internasional dan kedua tertua di Indonesia, yang artinya punya pengalaman panjang dalam pengelolaan museum.

“Pada 1868 diresmikan jadi museum, ini museum tertua di Indonesia selain Museum Radia Pustaka, lebih dulu Radia Pustaka baru kemudian museum ini. Museum kedua tertua di Indonesia,” ujar dia.

“Museum Nasional ini adalah museum berkaliber atau bertaraf internasional. Jadi, menurut saya ini sangat penting dan sangat disesalkan kenapa terjadi kebakaran ini,” kata dia.

Simak Video “Koleksi Replika Prasejarah di Museum Nasional Ikut Terbakar”
[Gambas:Video 20detik]
(wkn/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *