Yogyakarta –
Di kawasan Kotagede ada satu tempat pemukiman warga yang juga dimanfaatkan sebagai destinasi wisata, namanya Between Two Gates. Dulu area Alun-alun Keraton.
Lokasi tepatnya ada di Jalan Masjid Besar No.905, Purbayan, Kecamatan Kotagede, Kabupaten Bantul.
Tempat ini merupakan kawasan wisata dari warisan zaman dahulu yang menyimpan sejarah kerajaan Mataram Islam. Between Two Gates dulu merupakan kawasan alun-alun keraton, tepatnya pada abad ke 16 saat Kotagede menjadi ibu kota Mataram Islam. Sampai saat ini pun kawasan tersebut dinamai Kampung Alun-alun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joko Nugroho, ketua RW 09 sekaligus pengelola kawasan Between Two Gates, mengatakan bahwa setelah Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja ke-3 Mataram memindahkan keraton ke Kerta, Plered pada 1.800-an kawasan itu mulai menjadi hunian warga sekitar.
Ternyata, kini rumah-rumah lawas di sana, yang kemudian dinamai Between Two Gates, berhasil menarik minat wisatawan. Traveler penasaran dengan arsitektur bangunan yang masih asli.
“Turun temurun ini, saya tinggal di rumah ini itu saya generasi ke-6. Ini dibangun kurang lebih tahun 1840, ada beberapa direnovasi karena rusak, tapi secara umum tidak berubah,” kata Joko.
Kampung jadul Between Two Gates di Yogyakarta Foto: Lintia Elsi
Nama Between Two Gates diberikan ketika ada penelitian dari Universitas Gadjah Mada jurusan Arsitektur yang meneliti rumah-rumah di sini pada 1986. Nama diambil karena tempat ini memiliki dua gerbang di sisi Barat dan Timurnya.
Kawasan ini juga dikenal dengan sebutan ‘rukunan’, ini melambangkan kehidupan warga di dalamnya yang rukun bertetangga dan terbuka dengan ramah menerima kunjungan orang luar.
Di dalam Between Two Gates terdapat sembilan rumah dengan dua bagian yang saling berhadapan yaitu bagian rumah utama dan pendopo yang dipisahkan oleh halaman atau longkang berupa jalan untuk turis lewat. Setiap rumah utama di sini menghadap ke arah Selatan.
“Itu mungkin aturan yang menurut tradisi Jawa ya, jadi memang ada penjelasan bahwa itu mitos karena orang Jawa itu ada yang dulu-dulunya masih dengan pengaruh Hindu. Melambangkan bahwa kita menghadap ke Selatan itu penghormatan ke Pantai Ratu Selatan,” kata Joko.
Namun selain mitos yang sudah ada sejak dulu, rumah yang menghadap Selatan ini juga dianggap bagus karena arah sinar matahari tidak langsung ke rumah dan angin muson dari Tenggara menjadikan sirkulasi udara paling pas jika rumah menghadap Selatan.
Pada 2000-an warga mulai memanfaatkan kawasan ini sebagai destinasi wisata heritage, karena memang semua orang bisa mengakses Between Two Gates ini meskipun kawasannya cukup private. Warga pun tidak merasa keberatan, mereka juga bisa mendapatkan keuntungan dari penyewaan tempat yang dilakukan wisatawan.
Between Two Gates tercatat sebagai Bangunan Warisan Budaya menurut Keputusan Wali Kota Yogyakarta Nomor 435 Tahun 2018.
Simak Video “Mudahnya Berwisata ke Jogja dengan Angkutan Antarmoda KSPN “
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)