Jakarta, CNN Indonesia —
Peristiwa serangan besar kelompok militan Palestina Hamas ke Israel pada Sabtu (7/10) meninggalkan beragam cerita. Akibat kejadian itu, tidak sedikit warga Israel di luar negeri memutuskan kembali ke negara mereka dengan berbagai alasan.
Ben, salah satu warga Israel yang tinggal di London, Inggris, menceritakan bagaimana kekhawatiran dia tentang kondisi ibu dan adiknya yang sedang menghadiri festival musik di Israel, yang diserang kelompok militan Hamas.
“Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya berdoa: ‘tolong bunuh dia (ibunya) saja karena itu lebih baik daripada diculik,” kata Ben, yang nama belakangnya tidak digunakan CNN karena alasan keamanan, pada Rabu (11/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ini mimpi buruk. Saya berkata: ‘tolong bunuh dia, jangan bawa dia ke sana’,” ucapnya.
Melalui WhatsApp, dia menyaksikan, tanpa daya, saat ibu dan adik laki-lakinya mengirimkan kabar terbaru selama delapan jam, memberitahunya bahwa mereka bersembunyi di semak-semak kecil, mendengar suara tembakan dan orang-orang yang lewat.
“(Setiap pesan) membutuhkan waktu sekitar dua menit untuk sampai dan di antara momen itu, keduanya tidak ada komunikasi,” katanya. “Setiap dua menit Anda mengacak-acak rambut Anda untuk mendapatkan jawaban,” tutur Ben, seperti dilansir CNN, Jumat (13/10).
Akhirnya, Ben mendengar tentang lokasi yang aman, lalu mengirimkan petanya kepada saudaranya dan mereka berhasil melarikan diri dari festival musik itu. Keesokan paginya, Ben terbang ke Israel dari London di mana dia tinggal bersama istri dan anak-anaknya yang berkebangsaan Inggris.
Ben adalah salah satu dari banyak warga Israel yang pulang dari luar negeri ketika konflik berkepanjangan antara negara mereka dengan Hamas meningkat menjadi perang yang belum pernah terjadi dalam skala sebesar ini selama satu generasi.
Menurut laporan Reuters, untuk mengatasi meningkatnya permintaan penerbangan, maskapai Israel El Al, Israir, dan Arkia menambahkan lebih banyak penerbangan pada Selasa (10/10) untuk memulangkan pasukan cadangan militer.
[Gambas:Video CNN]
Dengan mempersingkat hari libur atau meninggalkan kehidupan sehari-hari mereka di luar negeri, orang-orang Israel ini kembali ke negaranya untuk menghadiri pemakaman, sebagai persiapan untuk dipanggil ke pasukan cadangan militer, membawa perbekalan, atau untuk membantu melindungi komunitas mereka.
Setidaknya 1.200 orang telah terbunuh di Israel setelah serangan mematikan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober lalu ketika milisinya menerobos perbatasan yang dijaga ketat. .
Segera setelah menemui keluarganya ketika dia mendarat di Israel, Ben pergi ke Lod, sebuah kota sekitar sembilan mil tenggara Tel Aviv, di mana sebelumnya terjadi ledakan kekerasan.
Di sana ia bergabung dengan teman-temannya dalam membentuk penjagaan lingkungan secara dadakan, untuk memastikan situasi tetap tenang. Sejak saat itu, dia membantu mengantarkan makanan sumbangan dan berencana untuk berkendara ke bagian selatan negara itu, karena tidak ada cukup pengemudi untuk mengantar orang ke keluarga mereka.
“Setidaknya ada sesuatu yang bisa saya lakukan. Saya tidak bisa tinggal di London dan hanya menonton semuanya terjadi di TV,” kata Ben.