Jakarta, CNN Indonesia —

Studio film independen A24 dilaporkan berencana untuk menggarap lebih banyak film komersial dan menggarap proyek-proyek film dari waralaba dengan Intellectual Property (IP) berskala besar.

Rencana ini dibeberkan oleh salah satu petinggi distributor kepada The Wrap yang menyatakan A24 sudah harus mulai bergerak untuk mengubah strategi bisnis.

“Semua pihak di ranah film independen mulai menyadari bahwa A24 perlu bergerak menuju film yang lebih komersial selain dari film-film arthouse mereka,” ujar sumber tersebut kepada The Wrap, seperti diberitakan oleh GamesRadar, Kamis (12/10).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut petinggi distributor tersebut, perubahan strategi yang perlu dilakukan oleh A24 ini murni didasari oleh kepentingan bisnis.

“Dengan valuasi sebesar US$2,5 miliar, tampak jelas bahwa mereka perlu memperluas ke film-film yang lebih komersial,” jelas sumber itu.

Saat ini A24 juga telah mengkaji kemungkinan untuk mengurangi produksi film arthouse atau film artistik demi penyesuaian tersebut.

[Gambas:Video CNN]

Selain itu, A24 juga disebut tengah melirik kemungkinan untuk mengembangkan sayap mereka ke waralaba-waralaba besar yang terkenal.

Namun, perkembangan tersebut tak serta merta bakal mengubah identitas film A24 yang selama ini sudah dikenal publik.

Untuk proyek selanjutnya, A24 dilaporkan menyiapkan penawaran untuk membeli hak cipta untuk film dari waralaba Halloween.

Di sisi lain, A24 disebut tidak ingin meninggalkan ciri khas studio tersebut, yaitu kerap membuat film dengan gaya auteur, alias memusatkan seluruh kepentingan audio, visual, dan penulisan naskah pada satu orang sutradara.

The Wrap melaporkan, A24 justru bakal “mengembangkan lebih banyak pendekatan tersebut, termasuk merambah ke perilisan film yang luas untuk memperluas semesta mereka”.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa A24 ingin menemukan cara baru untuk berevolusi dalam ruang dokumenter.

Baru-baru ini, A24 meraup keuntungan besar lewat judul-judul film bonafide seperti Everything Everywhere All At Once dan Talk To Me yang meraih berbagai ulasan positif, baik dari kritikus maupun penonton.

Namun kesuksesan dua film tersebut juga diiringi dengan kerugian besar hingga jutaan dolar imbas beberapa judul film drama kurang laku di pasaran, seperti Waves, The Green Knight, atau Beau is Afraid.

Oleh karena itu, bergerak menuju waralaba IP ternama dan mengembangkan arah yang lebih komersial dinilai menjadi langkah yang strategis bagi A24.

“Pendekatan auteur adalah bisnis dengan risiko tinggi dan tidak menarik bagi calon pembeli,” kata sumber tersebut.

“Ini bakal menjadi masalah besar jika kamu ingin mencari kesempatan untuk menjual atau mencari investasi tambahan,” sambungnya.

(far/pra)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *