Jakarta –
Prewedding dengan flare di Gunung Bromo bukanlah ide kreatif, melainkan ide konyol yang mengakibatkan kebakaran seperti yang terjadi saat ini. Akibatnya merambat kemana-mana, tak hanya hilang lahan saja.
Setelah berjibaku selama 9 hari, akhirnya api yang merambat di kebakaran di Gunung Bromo telah berhasil dipadamkan. Luas area yang terbakar mencapai 500 hektare.
“Alhamdulillah api sudah padam semua tadi malam. Yang terbakar sekitar 500 hektare,” kata Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani kepada detikJatim, Jumat (15/9/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Septi mengatakan, upaya pembasahan bekas area yang terbakar masih terus dilakukan dengan water bombing sejak pagi tadi. Ini untuk memastikan, tak ada kemunculan titik api baru.
“Tadi pagi ada water bombing untuk mop up (menghentikan) jika ada bara api,” ujarnya.
Kendati begitu, Balai Besar TNBTS belum bisa menyebut secara detil nilai kerugian akibat kebakaran yang terjadi sejak 6 September 2023 lalu itu. Sementara itu, water bombing pagi ini difokuskan pembasahan di kawasan Blok Mungal dan Blok Watangan yang berada diatas bukit Teletubbies.
“Water bombing, fokus di wilayah Mungal, watangan dan sekitarnya. Lokasinya berada diatas bukit Teletubbies,” ungkap Septi.
Sebagai informasi, Gunung Mungal masuk dalam wilayah Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Sementara kawasan TNBTS berada di empat wilayah yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang.
Heli Super Puma milik BNPB dikerahkan untuk memadamkan kebakaran di Gunung Bromo sejak Minggu (10/9/2023). Pada hari pertama itu, water bombing dilakukan sebanyak lima kali.
Water bombing kembali dilakukan pada esok harinya. Hari itu, ada tiga kali sortie dengan 17 kali water bombing. Untuk setiap kali water bombing, heli super puma membawa sebanyak 800 liter air.
Usaha travel pun lumpuh total
Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Pada 2022, tercatat dikunjungi sebanyak 318.919 wisatawan, yang terbagi dari 310.418 pengunjung merupakan wisatawan nusantara dan sebanyak 8.501 merupakan wisatawan asing.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengakibatkan seluruh akses wisata ditutup. Pelaku bisnis tour dan travel di Bromo pun merugi. Termasuk layanan jip Bromo yang juga terkena imbas.
Andik, pemilik tour and travel Lintangan Group salah satunya. Ia mengaku omzet bisnisnya turun hingga 100 persen. Hingga kini, pihaknya juga belum menerima kepastian kapan wisata dibuka lagi.
Tak hanya Andik, hal serupa juga dialami oleh Wirananda, pemilik travel Explore Bromo Tour. Ia menyampaikan akibat kebakaran Bromo ini, bisnisnya mengalami penurunan omzet serupa.
Sebab semua booking dari calon wisatawan mengalami pembatalan, seluruh uang DP yang telah dibayarkan pun dikembalikan seutuhnya. “Untuk peralihan tour juga tidak bisa kita lakukan, karena semua rata-rata inginnya ke Bromo,” terang Wirananda.
Warga susah air bersih
Imbas lainnya, saluran air bersih ke enam desa yang ada di Kecamatan Sukapura terputus. Enam desa yang berada di Kecamatan Sukapura, Probolinggo itu adalah Desa Ngadirejo, Desa Wonokerto, Desa Ngadas, Desa Jetak, Desa Wonotoro, dan Desa Ngadisari.
“Air bersih ini berasal dari beberapa sumber mata air. Salah satunya berasal dari Gunung Wantangan dan juga Bukit Savana Gunung Bromo. Adanya kebakaran ini, pipa yang terbuat dari PVC di kedua sumber ini rusak,” kata Kepala Desa Jetak, Ngantoro seperti dikutip dari detikJatim, Senin (11/9/2023).
Untuk sementara, kata Ngantoro, sebagian warga yang biasanya mendapatkan pasokan air dari Sumber Gunung Wantangan dan juga Bukit Savana Gunung Bromo mengantisipasi dengan mengambil dari desa tetangga. Termasuk, membeli air di beberapa sumber milik desa.
Berdampak juga pada flaura dan fauna di Bromo
Di sisi lain, kebakaran Bromo juga berdampak buruk bagi flora dan fauna di sana. Gunung Bromo merupakan habitat bagi flora dan fauna, termasuk yang langka.
“Seperti Rumput Malelo dan Bunga Edelweiss yang dari pantauan kami sudah terbakar. Kalau untuk satwa langka seperti elang Jawa dan lutung Jawa yang memang di lokasi terbakar merupakan habitatnya. Kalau habitatnya rusak, elang ini akan pergi. Syukur-syukur tidak ikut terbakar,” kata Kepala Seksi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Didit Sulistyo pada Jumat (8/9/2023) kepada detikJatim.
(sym/sym)