Yogyakarta –

Gang 1 Sosrowijayan Wetan di Pasar Kembang (Sarkem) Jogja punya 3 hidden gem yang bisa traveler kunjungi. Apa saja?

Di sepanjang Gang 1 Sosrowijayan banyak ditemui penginapan, laundry, tempat sewa kendaraan, toko buku, hingga rumah warisan budaya yang disulap menjadi penginapan.

Sedikitnya ada tiga hidden gem yang wajib kamu kunjungi saat main ke Kampung Internasional Sarkem. Ada toko buku unik hingga bangkai pesawat yang jadi hiasan di salah satu hotel.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 3 Hidden Gem di Kampung Internasional Sarkem:

1. Toko Buku The Lucky Boomerang Bookshop

Menyusuri kurang lebih 60 meter dari awal masuk Gang 1, terlihat sebuah toko buku antik di sisi kiri jalan. Toko tersebut bernama The Lucky Boomerang Bookshop.

Pengelola The Lucky Boomerang Bookshop, Wina mengatakan toko buku ini berdiri sejak tahun 1995. Toko buku yang dikelola bersama adiknya ini menjual buku-buku bekas berbahasa Inggris, foto-foto tempat unik di Jogja yang sudah dicetak, dan berbagai kerajinan.

“Sudah ada sejak 1995. Ini buku koleksi adik saya. Kalau jualnya lebih ke buku tapi yang lain untuk melengkapi seperti kerajinan,” ucap Wina saat berbincang dengan detikJogja.

The Lucky Boomerang Bookshop Foto: Anandio Januar/detikJogja

Buku-buku yang dijual merupakan novel, buku travel, dan juga biografi. Awalnya buku-buku tersebut merupakan koleksi milik adik Wina. Namun, seiring berjalannya waktu, toko ini menerima buku-buku dari pengunjung yang hendak menjual buku mereka.

“Bukunya ada novel sama travel dan ada biografi. Awalnya dari koleksi, orang asing kalau liburan kan suka baca buku, mereka kalau selesai baca, bukunya dijual di sini sekalian beli di sini tukar tambah,” ujarnya.

Beberapa kerajinan seperti dompet-dompet kecil, patung, hingga hiasan dinding juga dijual di tempat ini. Dulunya kerajinan yang ada dibuat sendiri oleh Wina. Saat ini berbagai kerajinan dari perajin lainnya juga dijual di sini.

2. Bangunan Warisan Budaya Panti Semedi Wisma PTPM

Tidak jauh dari toko buku, terdapat pertigaan yang hanya bisa dilalui pejalan kaki. Meneruskan perjalanan dengan belok ke kanan dan terus mengikuti jalan, detikJogja menemukan sebuah bangunan unik yang ternyata dulunya milik Keraton Jogja.

Dilihat dari luar, terdapat gapura besar bertulisan ‘Panti Semedi PTPM’. Setelah ditelusuri, Panti Semedi tersebut merupakan bangunan cagar budaya dengan nama Dalem Kusumodiningratan. Kini, bangunan tersebut dijadikan tempat penginapan.

Panti Semedi Wisma PTPM bangunan cagar budaya Foto: Anandio Januar/detikJogja

Penjaga Panti Semedi, Dodi, menyebut dulunya bangunan tersebut merupakan bagian dari Keraton Jogja. Namun, sekarang menjadi milik Romo Jesuit atau ordo Serikat Yesus dan dijadikan tempat penginapan.

“Dijadikan salah satu rumah budaya karena dulunya milik Keraton Jogja. Memang dulu punya Keraton, tapi entah sekarang jadi milik romo-romo. Namanya Romo SJ, Serikat Yesus,” ucapnya.

Di tengah bangunan penginapan terdapat aula yang telah ada sejak masih digunakan pihak Keraton. Biasanya aula ini dipakai untuk kuliah para calon romo. Dodi mengatakan kegiatan internal seperti kegiatan ibadah biasanya dilakukan di aula.

“Nah aula ini gedung induk, dipakai untuk kuliah para calon romo. Acara internal juga ada, misalnya misa, itu ada peminjaman,” jelasnya.

Tidak hanya itu, aula tersebut kerap kali digunakan untuk acara umum lainnya. Misalnya acara ibu-ibu PKK, acara kelurahan, partai politik, hingga bank.

“Sering dipinjam kelurahan, ibu PKK, PDIP, dari bank dunia juga ada. Dari kelurahan biasanya pinjam tempat ke sini, kayak kemarin itu penyambutan dan ada bregada, itu acara kelurahan,” ujarnya.

Selain aula, terdapat sumur yang dulu digunakan pihak Keraton Jogja. Tepat di bagian belakang aula, ditemukan sumur tua yang berusia 51 tahun yang kini sudah ditutup.

Saat sumur dibuka, terdapat mesin pompa air dan lubang yang tidak begitu besar untuk jalur pompa air tersebut. Dodi mengatakan sejak dulu air sumur ini terus digunakan hingga sekarang.

Sementara itu, di sisi kiri dan kanan aula, terdapat bangunan penginapan yang terlihat rapi dan bersih. Saat detikJogja berkunjung, terdapat beberapa pengunjung wisma yang sedang duduk santai di dekat aula.

Dodi menjelaskan untuk menyewa, pengunjung perlu melakukan reservasi. Terdapat 28 kamar dengan fasilitas AC maupun non-AC dengan harga yang berbeda.

“Ada 28 kamar, tapi yang AC kapasitasnya hanya 38 orang. AC-nya itu hanya 12 kamar, isi 4 dan isi 2, kalau non AC ada kapasitasnya ada untuk 62 orang, kamarnya ada yang isi 5 dan isi 4. Empat orang itu Rp 300 ribu dan itu ada AC, sebelumnya harus reservasi dulu,” jelas Dodi.

3. Bangkai Pesawat di Hotel Ratna

Bangkai pesawat di salah satu hotel di kawasan Sarkem Jogja Foto: Anandio Januar/detikJogja

Jika keluar dari Gang 1 menuju arah barat di Jalan Pasar Kembang, dapat ditemukan bangkai pesawat yang mejeng di depan Hotel Ratna. Pesawat ini merupakan dekorasi milik Hotel Ratna yang berlokasi di Jalan Pasar Kembang No. 17A.

Pesawat tersebut konon merupakan pesawat asli yang didapat dari Bandara Halim Perdana Kusuma dan diletakkan di depan hotel tersebut sejak 2013. Di bagian moncong pesawat terlihat tulisan Adena, sementara di bagian kabin tampak kosong karena semua bangku sudah tidak ada.

Pada bagian mesin di sayap pesawat hanya menyisakan lubang. Namun, masih terdapat bangku pilot di bagian depan.

Saat ini pesawat tersebut sudah berkarat dan tampak usang. Informasi terkini dari resepsionis Hotel Ratna, pengunjung sudah tidak dapat memasuki pesawat tersebut karena rawan roboh dan rusak.

——-

Artikel ini telah naik di detikJogja.

Simak Video “Penampakan Aspal Pecah di Jalan Pasar Kembang Surabaya”
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *